Jusri menjelaskan sistem pengereman kendaraan besar berbeda dengan mobil penumpang.
“Beban kerja rem itu berat, oleh karena itu APM menyiapkan dengan menyediakan rem-rem selain service brake atau rem kaki, yaitu ada exhaust brake, atau retarder, di mana setiap deselerasi harus menggunakan exhaust atau retarder,” jelas Jusri.
Sistem pengereman pada truk tronton umumnya menggunakan sistem pengereman full air brake, yang menggunakan tambahan sistem tekanan udara dan membawa tangki udara.
“Penyebab langsung kasusnya, di sini yaitu si sopir tidak paham. Tidak bisa menyikapi, tidak tahu tekniknya. Saya rasa remnya blong karena service brake terlalu sering digunakan, atau bisa juga sebelum berangkat angin rem tidak dibuang sehingga kondisi tabung rem itu isinya air melulu, sehingga pedal rem tinggi kemampuan rem menyusut dan dampaknya panas,” jelasnya.
Lalu masalah brake fading yang bisa terjadi ketika kampas rem panas secara berlebihan. Sehingga kinerja rem tidak maksimal.
“Kalau rem kaki selalu digunakan seperti di kendaraan kecil, maka fungsi rem akan mengalami penyusutan yang namanya brake fading, karena suhu dikonstruksi rem panas, ketika konstruksi rem itu panas maka otomatis jarak pengereman akan panjang dan rem tidak efektif sama sekali,” ungkap Jusri.