Tim PKM UMMY Transfer Ilmu Bercocok Tanam Cabai pada Petani

oleh
31 dibaca
contoh iklan banner 728x90

TOPKATA.com – Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) lakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).

Kali ini UMMY kegiatan PKM pada kelompok tani di Nagari Paninggahan Kecamatan Junjuang Siriah Kabupaten Solok.

Kegiatan PKM dilakukan di dua lokasi kelompok tani. Yakni, Kelompok Tani Batu Tonggok diketuai Marjulis. Seterusnya, Kelompok Tani Malereang Indah diketuai Tosnita.

PKM dimulai dengan penyuluhan dan diskusi tentang cara bercocok tanam cabai. Termasuk, manajemen usaha tani cabai.

Kegiatan yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek RI ini diketuai Dr Ir Renfiyeni MP, dengan anggota Ir Mahmud M.Si.

Baca Juga:  Peserta Asal Indonesia Rela Seberangi 199 Pulau Demi Mengikuti Lomba Adzan Terbesar di Dunia,

Dengan mengambil judul; Peningkatan Pendapatan Petani dengan Penerapan Teknologi Produksi Cabai Tahan Penyakit Kuning Keriting dengan Asam Salisilat, Eco Enzym dan Pupuk Organik Cair.

“Kegiatan ini bertujuan untuk transfer ilmu tentang bercocok tanam cabai yang baik dengan beberapa teknologi praktis yang dapat diterapkan petani, seperti penggunaan asam salisilat, eco enzym dan pupuk organik cair,” ujar Renfiyeni, Kamis (29/9/2022).

Menurut Renfiyeni, dari survei yang dilakukan di Nagari Paninggahan diketahui sebagian besar cabai yang ditanam terserang penyakit kuning keriting yang disebabkan serangan gemini virus.

Akibatnya, lanjut Renfiyeni, daun cabai berwarna kuning dan keriting. Dimulai dari daun bagian pucuk, dan selanjutnya tanaman menjadi kerdil.Serangan berat akan mengakibatkan cabai tidak dapat berbuah.

Baca Juga:  ITB HAS Bukittinggi Tingkatkan Kapasitas Dosen Bidang PKM

“Untuk mengatasi penyakit kuning keriting dapat digunakan asam salisilat. Yakni senyawa yang dapat menginduksi ketahanan tanaman cabai terhadap serangan penyakit kuning. Kemudian bisa juga dengan eco enzym yang merupakan limbah sayur dan buah, serta dengan pupuk organik cair (POC),” tuturnya.

Dengan pemanfaatan sumber daya lokal, sebutnya, diharapkan petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan.

Selain itu juga dapat mengurangi biaya pembelian pupuk kimia yang kian meningkat, dan dapat meningkatkan keuntungan petani.

Disamping penyuluhan dilakukan Ir Mahmud, MSi dan Dr Ir Renfiyeni, MP, turut serta pula pakar yang kompeten di bidangnya. Yakni; Ir Suyitno, MP, Aulia Meyuliana, SP, MBiotek, Muharama Yora, SP, MSi dan Dewi Jayagma Ilham, SP, MP.

Baca Juga:  Bocah SD Belajar Masak Rendang

“Kemudian dalam rangka pelaksanaan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), kegiatan PKM ini juga melibatkan beberapa orang mahasiswa,” pungkas Renfiyeni. (***)